Sunday, 2024-05-05, 1:04 PM
Main
Registration
Login
Kevin's Site
Welcome Guest | RSS
Main Menu
categories
Humor [2]
Quotes [1]
Cerita Rakyat [1]
Dongeng [2]
Artikel [1]
Test IQ [1]
login
search and found
share
Website existence
Main » Articles » Cerita Rakyat

Burung Peminum Air

 

BURUNG PEMINUM AIR

                                                                                                      

             Dahulu kala ada seorang perempuan yang bertugas untuk memberi makan dan minum kuda .Karena pekerjaannya itu, ia sering merasa kelelahan. Apalagi jarak antara sungai dan kandang kuda sangat jauh, maka ia harus mengangkut ember-ember yang berisi air itu dan menempuh jarak yang jauh pula. Ketika capek, kadang-kadang ia harus berbohong kepada majikannya bahwa ia telah memberi makan dan minum kepada kuda-kudanya.

 

            Suatu hari, ia merasa sangat lelah karena seharian mengangkut air yang berember-ember jumlahnya. Saat itu adalah musim panas, selain untuk minum, air itu juga berfungsi untuk memandikan kuda-kuda majikannya. Karena itu air-air yang diangkutnya cepat habis. Majikannya lalu bertanya kepada perempuan itu.

 "Apakah persediaan air masih cukup” tanyanya.

 "Masih, Tuan” jawab perempuan itu berbohong.

Lama-kelamaan perempuan itu jadi semakin malas mengambil air, ia sering berbohong kepada majikannya bahwa kuda-kudanya cukup minum air. Akhirnya beberapa kuda tuannya mati karena kehausan.Dan perempuan itu diusir dari rumah itu.

 

            Karena kebohongannya itu, pada kehidupan berikutnya sang perempuan dihukum dengan menjadi seekor burung. Dari kepala sampai ekor burung tersebut berwarna merah. Ketika burung tersebut minum air di sebuah sungai, ia terkejut melihat seluruh tubuhnya yang berwarna merah seperti terbakar oleh api. Karena ketakutan, ia pun pergi ke sungai atau telaga lainnya untk minum. Namun ia masih melihat tubuhnya yang merah menyala. Karena itu dia memutuskan untuk tidak minum air dari sungai maupun telaga. Ia hanya minum air dari embun yang terkumpul di dedaunan atau kelopak bunga. Namun dalam musim panas tiba, air embun di dedaunan cepat sekali menguap ke udara, maka ia pun sering kebingungan. Ia sering terbang ke awan sambil berteriak keras,seolah-olah meminta awanagar segera menurunkan hujan. Demikianlah, orang-orang Jepang akan selalu ingat, bila burung tersebut berteriak, pertanda hujan akan segera tiba.

                                                                          Sumber:Tanabata,Januari 2007

Category: Cerita Rakyat | Added by: kevin1997 (2011-04-12)
Views: 713 | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Polling
Rate my site
Total of answers: 24
leave a message

| Copyright KN-Corp © 2024 | |