BURUNG PEMINUM AIR
Dahulu kala ada seorang perempuan
yang bertugas untuk memberi makan dan minum kuda .Karena pekerjaannya itu, ia
sering merasa kelelahan. Apalagi jarak antara sungai dan kandang kuda sangat
jauh, maka ia harus mengangkut ember-ember yang berisi air itu dan menempuh
jarak yang jauh pula. Ketika capek, kadang-kadang ia harus berbohong kepada
majikannya bahwa ia telah memberi makan dan minum kepada kuda-kudanya.
Suatu hari, ia merasa sangat lelah karena seharian mengangkut air yang
berember-ember jumlahnya. Saat itu adalah musim panas, selain untuk minum, air
itu juga berfungsi untuk memandikan kuda-kuda majikannya. Karena itu air-air
yang diangkutnya cepat habis. Majikannya lalu bertanya kepada perempuan itu.
"Apakah persediaan air masih cukup” tanyanya.
"Masih, Tuan” jawab perempuan itu berbohong.
Lama-kelamaan
perempuan itu jadi semakin malas mengambil air, ia sering berbohong kepada
majikannya bahwa kuda-kudanya cukup minum air. Akhirnya beberapa kuda tuannya
mati karena kehausan.Dan perempuan itu diusir dari rumah itu.
Karena kebohongannya itu, pada
kehidupan berikutnya sang perempuan dihukum dengan menjadi seekor burung. Dari
kepala sampai ekor burung tersebut berwarna merah. Ketika burung tersebut minum
air di sebuah sungai, ia terkejut melihat seluruh tubuhnya yang berwarna merah
seperti terbakar oleh api. Karena ketakutan, ia pun pergi ke sungai atau telaga
lainnya untk minum. Namun ia masih melihat tubuhnya yang merah menyala. Karena
itu dia memutuskan untuk tidak minum air dari sungai maupun telaga. Ia hanya
minum air dari embun yang terkumpul di dedaunan atau kelopak bunga. Namun dalam
musim panas tiba, air embun di dedaunan cepat sekali menguap ke udara, maka ia
pun sering kebingungan. Ia sering terbang ke awan sambil berteriak
keras,seolah-olah meminta awanagar segera menurunkan hujan. Demikianlah,
orang-orang Jepang akan selalu ingat, bila burung tersebut berteriak, pertanda
hujan akan segera tiba.
Sumber:Tanabata,Januari
2007
|